Jumat, 25 Desember 2009

Stimulus Response Theory (Teori Rangsangan-Tanggapan)

Metode empiris pertama yang menggunakan teori belajar ini adalah model S-R theory (Stimulus Response Theory). Menurut teori ini, proses belajar merupakan suatu tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya. Rangsangan tersebut diulang-ulang sampai mendapatkan tanggapan yang sama dan benar secara terus-menerus. Akhirnya akan muncul suatu kebiasaan dan perilaku tertentu. Jadi, disini terdapat perilaku yang dipelajari (learned behaviour).
John B. Watson menerapkan teori ini pada bidang periklanan. Dia berpendapat bila perusahaan ingin memperoleh tanggapan dari konsumen tentang produknya, maka perusahaan harus mengadakan periklanan terus-menerus. Periklanan secara terus-menerus paling tidak mempunyai dua keuntungan yaitu: (a) mencegah kemungkinan orang lupa, yaitu suatu kecenderungan melemahnya tanggapan yang ditimbulkan kombinasi petunjuk (learned response), karena tidak digunakan; (b) memperkuat tanggapan, karena setelah membeli konsumen menjadi lebih peka terhadap iklan produk-produk tersebut. Tentu saja, selain itu pengamatan dan sika juga dapat mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap periklan yang berulang-ulang.

Sumber:
Drs. Basu Swastha Dharmmesta, Drs. T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen Edisi Pertama. BPFE. Jogjakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar